Kamis, 10 November 2016

Cinta pada negara sosok pahlawan revolusi ini membangkang ayahnya

Cinta pada negara, sosok pahlawan revolusi ini membangkang ayahnya


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Mempunyai bapak seseorang dokter nyatanya tidak bikin satu diantara tokoh Pahlawan Revolusi ini tertarik di bagian yang sama. Beliau yaitu Pierre Tendean yang lebih di kenal dengan julukan Kapten P. Tendean. Pierre Tendean adalah seseorang kapten militer sebagai satu diantara korban G30SPKI. Ia adalah anak dari A. L. Tendean asalah Minahasa serta Cornel M. E. yang disebut keturunan BelandaPerancis. Ayahnya yaitu seseorang dokter di Jakarta, Tasikmalaya, Cisarua, Magelang serta Semarang. Kapten P Tendean mengenyam sekolah basic di Magelang lantas meneruskan SMP serta SMA di Semarang. Mulai sejak di sekolah, ia begitu menginginkan masuk dalam Akademi Militer Nasinal, tetapi orang tuanya inginkan nya untuk jadi seseorang dokter seperti ayahnya atau seseorang insinyur. Lantaran tekatnya yang kuat, ia juga sukses berhimpun dengan Akademi Tehnik Angkatan Darat pada 1958. Jadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan adalah pekerjaan pertamanya sesudah menamatkan pendidikan Akmil Jurteknya pada th. 1962. Pekerjaan ini dipegangnya cuma satu tahun lantaran dianya lalu ikuti pendidikan Sekolah Intelijen. Ia di kirim di garis depan massa konfrontasi dengan Malaysia yang di kenal dengan arti 'dwikora' dimana ia memimpin grup sukarelawan di sebagian titik di tanah air. Mulai sejak waktu itu ia di promosikan jadi Letnan Satu/Lettu serta pengawal pribadi Jendral Abdul Haris Nasution. Ketika berlangsung kerusuhan G30S, ia juga tidak luput dari kejaran pada anggota PKI. Saat pagi hari pada 1 Oktober 1965, Pierre tengah tidur di ruangan belakang rumah Jenderal Nasution. Nada tembakan serta ributribut membuatnya terbangun serta lari ke sisi depan rumah. Sesaat gerombolan PKI yang telah kelabakan lantaran tak temukan Nasution yang telah pernah melarikan diri, lalu berjumpa dengan Pierre Tendean. Lantas diakuinya kalau dianya Nasution, hal itu dikerjakan membuat perlindungan atasannya. Esoknya, dia berbarengan enam perwira yang lain diketemukan sudah jadi mayat di satu sumur tua di daerah Lubang Buaya. Ketujuh Perwira Angkatan Darat itu lalu dimakamkan di Taman Makam pahlawan Kalibata, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar